Latar belakang keluarga saya adalah jenis pengumpul barang banget. Jadi tidak heran bilang rumah penuh dengan barang dan gudang besar berisi barang-barang bekas.
Masalah yang terjadi saya berbeda. Tidak suka dengan keadaan rumah yang sumpek dan memiliki banyak barang. Tapi saya memiliki kencenderungan untuk mengumpulkan banyak barang juga. Saya mengajar di suatu sekolah. Kecenderungan saya untuk mengumpulkan kertas-kertas di meja kerja saya menjadi suatu hal yang wajar. Saya bisa mengumpulkan contoh soal sisa bisa bebarapa copyan.
Hal-hal yang menyebabkan saya mengumpulkan barang karena ada dipikiran saya:
1. Saya sudah dicopy beberapa, kan mubazir?
2. Siapa tahu lain kali bisa dipakai lagi?
3. Siapa tahu berguna untuk hal-hal tak terduga?
Yang terjadi adalah
- Barang menumpuk tidak berguna semakin banyak dan berdebu. Kemudian buruk menambah hewan-hewan tertentu dan kemudian menumpuk bertahun-tahun tak terasa sudah 10 tahun.
- Semakin tidak rapi
- Ruang semakin sempit
- Kita makin susah memilah mana yang perlu dibeli dan tidak perlu dibeli
Kesadaran saya ini timbul ketika yayasan di sekolah saya mencanangkan program
CLEAN, CLEAR, AND TIDY
Kita guru-guru disuruh bersih-bersih. Ternyata WOW banyak sekali berkas-berkas yang menumpuk. File yang bisa disimpan dalam bentuk softcopy lebih baik. Kertas-kertas tidak beguna, pensil-pensil, pernak-pernik semuanya yang tidak berguna dibuang.
Apa yang terjadi:
- Meja saya bersih
- Jadi lebih luas
- Bisa memilah yang berguna
- Bisa ketahuan apa yang seharusnya saya butuhkan
- Merasa hidup lebih simple aja
- Plong a.k.a lega
- Kalau pindahan barang tidak banyak
Dan kemudian ada namanya metode konmari. Metode ini diperkenalkan oleh wanita Jepang. Bisa searching sendiri ya. Metode ini metode memilah mana barang-barang yang berharga dan tidak berharga lagi. Kepopuleran wanita Jepang dalam beres-beres sudah tidak diragukan lagi. Nah metode konmari ini memberika tip dengan mendekap suatu barang. Apabila ada rasa berarti kita bisa menyimpan barang tersebut. Apabila ketika kita mendekapnya dan terasa kita tidak membutuhkannya yahhh sudah tidak perlu memenuhi rumah lagi.
Apa yang harus kita lakukan terhadap barang yang tidak berguna:
- Membuang apabila sudah jelek kebangetan apalagi untuk makanan
- Menyumbangkan atau mendonasikannya. Hal ini terjadi ketika saya membersihkan lemari baju. Karena di kampung saya. Orang-orang bisa menggunakan baju bekas untuk ke sawah. Atau menggunakan mukena untuk sholat. Saya banyak mendapatkan mukena dari wali murid. Saya tidak mau menumpuk. Dan akan lebih berpahala lagi apabila digunakan sholat oleh orang
Saya kadang bertanya pada barang-barang yang kita kumpulkan:
- Apakah ini betul-betul dibutuhkan?
- Apakah lebih bermanfaaat di orang lain?
- Masih banyak orang yang membutuhkan daripada kita?
Apakah tidak boleh koleksi sama sekali?
Ini pendapat pribadi ya. Saya lebih membatasi untuk koleksi. Sekarang saya lebih memilih untuk mengkoleksi buku dan perlengkapan menggambar yang merupakan hobi saya.
Untuk tas dan sepatu seadanya saja. Tas kerja cukup satu, koper satu, dan tas berpergian satu. Sepatu kets 1 sepatu kerja satu.
Jadi pengeluaran saya untuk hal yang berguna saja, jadi lebih bisa mengontrol pengeluaran.
Jadi saya merasa hidup lebih simple aja😉 dan lebih bersyukur. Tidak perlu banyak barang.