Jumat, 30 Juni 2017

Bahagialah

Sebenernya saya sudah ke arah untuk tidak konsisten. Why? Tadinya saya mau menetapkan tahun ini tahun bahagia. Ya membiarkan diri saya untuk bahagia. Tapi saya kan menetapkan tahun ini sebagai tahun baca buku. Di ig a.k.a instagram saya punya hestag #tahunbacabuku. Kalau kuota banyak dan banyak waktu silahkan di search baru 7 buku si dari target 100 buku.

Ok jadi saya tetap konsisten sebagai tahun baca buku tapi tetap berharap memiliki rasa bahagia.

Bagaimana cara memperoleh kebahagiaan? Ini sebenarnya hanya hipotesis saya sajanya. Saya bukan psikologi, bukan motivator. Cuma saya menuliskan apa yang ada dalam pikiran saya. Orang bisa mengucapkan bahagia dengan mudah tapi realisasinya kadang perlu dipertanyakan.

Ok bahagia itu katanya adalah suatu moment. Jadi dapat datang seketika lalu ya happy lalu rasa itu pergi. Halahhh istilahnya.

Ok Bahagia itu.
1. Bahagia itu biarkan ia datang lalu terima setelah itu nikmati.
2. Bahagia itu menikmati proses dengan ikhlas
3. Bahagia itu bersyukur
4. Bahagia itu ikhlas menerima
5. Bahagia itu ketika ada masalah kita mencoba mencari jalan keluar. Tidak berlarut-larutan mengasihani diri sendiri. Tidak membandingkan takdir dan nasib kita dengan orang lain.

Mungkin kamu memiliki arti bahagia itu masing-masing. So sekarang kamu mau mengingat bertahun-tahun yang kamu lewati sebagai moment bahagia atau kamu akan mengingatnya sebagai moment yang menyedihkan dalam hidup kamu. Itu kembali ke diri masing-masing. Mau menguatkan ke bagian moment bahagianya lebih banyak atau ke moment sedihnya.

Kadang atau sering kita mendengar cerita orang tua. Oh di tahun itu kita sekolah jalan kaki. Sepatu aja sudah bolong. Rumah jelek makan seadanya. Tapi ada raut bahagia dalam cerita mereka.

Contoh lain: Saya ketika kecil belum ada handphone. Rumah saya di dekat balai desa. Di depan balai desa ada lapangan tempat kami bermain kasti. Saya memiliki banyak teman. Kami main dengan puas membuat pondok-pondokan dari pohon akasia yang ditebang. Main kaleng rombeng dengan kaleng-kaleng dari TPS akhir di dekat rumah kami.
Tidak banyak uang saat itu untuk jajan yang banyak. Tidak banyak stasiun televisi. Malam kami lewati di rumah. Lingkungan perumahan masih banyak hutan. Tidak banyak fasilitas yang kami miliki.

Tapi memori saya merekam bahwa itu tahun membagiakan buat saya.
Jadi pililah bahagia untuk menjalani hidup ini. Walaupun banyak cobaannya. So semangat teman-teman.

Kamis, 29 Juni 2017

Aplikasi Telegram

Sejak pulang kampung. Dan lupa persiapan beli buku. Jadi hanya buka twitter dan satu lagi telegram.

Telegram tentu tidak asing bagi kamu (saya juga sih heheh) yang angkatan 80 or 90 an karena dulu telegram digunakan untuk menyampaikan berita dengan cepat.

Nah telegram yang sekarang adalah telegram yang merupakan salah satu aplikasi. Mirip-mirip whatsapp a.k.a wa. Tapi kalau telegram saya lebih ke arah untuk mengikuti channel penulis saja. Bukan difungsikan sebagai media komunikasi 2 arah. Jadi saya seperti langganan koran aja. Jadi sebagai pembaca saja.

Jadi katanya keunggulan dari telegram bisa memuat anggota yang banyak. Kalau whatsapp kan ada batasnya. Tapi kalau telegram lebih banyak deh.

Nah saya mau share beberapa channel yang saya ikutin
1. Ippoh right
2. Dewa eka
3. Saptuari Sugiarto

Saya suka baca tulisan mereka. Luamayan ngak baca buku. Tapi baca artikelnya.
So kamu punya channel yag asyik untuk gabung. Kasih tau donk :)

Anyway kalau update posting statistik blognya jadi meningkat ya. 

Hanya kehendak Allah

Ok akhir-akhir ini suka mikir, kalau umur tidak panjang. Kalau dipanggil lebih cepat?
Maka dari itu saya pun usaha gimana caranya dapat pahala yang banyak. Sehingga di alam kubur tidak menderita. Tahu sendiri kan Catatan amal apa yang akan dibawa tidak terputus sempai kita mati. Dari saya kecil sering banget dipakai oleh penceramah nie.

Ok 3 perkara yang tidak terputus amalannya ketika mati sering kan kita dengar (ternyata ada hadistnya HR Muslim: no.1631)
1. Sedekah jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat
3. Anak yang sholeh

Untuk poin yang 2 walaupun guru saya ng terlalu pd sudah memberikan ilmu yang bermanfaat. Walaupun banyak temen-temen guru saya yang ditanya alasan menjadi guru karena ladang pahala. Mungkin saya sudah pd dapat pahala dari poin yang kedua kalau sudah setara BJ. Habibie kali ya. Karena beliau sudah berjasa banget menemukan suatu rumusan dalam bidang ilmu penerbangan. Beliau juga ilmunya sudah dipakai. Jadi saya cuma bisa berusaha tapi ng bisa ngitung namanya pahala dalam poin yang ke 2 ini. Intinya belum pd dapat pahalan di poin no 2 ini. Karena ada alasan financial juga.

Untuk poin ke 3 waduh saya belum punya anak. Kalaupun doa anak sholeh dikabulkan. Tapi anak mana? Mana yang mana?

Nah harapan saya di poin ke 1 amal jariyah. Jadi dipengajian murobi saya a.k.a guru ngaji saya ( ng berani bilang guru spiritual coz ngeri ahhh kayak artis-artis itu) dia bilang banyak orang yang bagi-bagi buku gratis, bagi-bagi Al Quran gratis di bulan ramadhan. Supaya dapat pahala orang yang membaca Al Quran. Pokoknya dimaksimalkan usaha mencari pahalanya.
Nah mulailah saya kalau ada receh sedikit beli mukena. Karena kata nenek saya kalau dikampung banyak orang susah. Yang beli mukena aja susah, suka ng pd sholat di masjid karena mukenanya sudah rusak. Akhirnya ada receh sedikit dari kegiatan sekolah saya belilah nie mukena. Kadang cuma dapat 1 biji doang mukena tapi inget pahalanya jariyah. Jadi terkumpulan beberapa mukena. Tahun lalu juga sudah beberapa mukena dengan motif yang sama.

Jadi harapan saya mereka pakai di bulan Ramadhan sengaja dipilihkan yang bahan katun Bali yang adem. Secara tahu sendiri beberapa mukena ada yang panas. Karena ada saudara yang tinggal di kampung bisa disurvey yang mana aja yang membutuhkan mukena.

Alhasil setelah mukena yang dibagikan tahun lalu bisa dilihat dipakai atau ngak.
Jadi begini ketika sholat taraweh nenek-nenek saudara ini celingak-celinguk di masjid. Kok yang pakai mukena yang dibagi cuma kita berdua ya. Usut punya usut ditanyakanlah kepada mereka. Kenapa itu mukena kok ng dipakai.

Tau ngak pembaca sekalian ( kayak ada yang baca aja ya hehehe) mukenanya bukan ng mau dipakai. Tapi dipakai nanti kalau lebaran . Tinggal saya yang geleng-geleng kepala. Niat saya dapat pahala berlipat di bulan Ramadhan dari orang lain tinggal cerita.

So kesimpulan yang saya dapat
#Kita bisa berencana tapi Allah lah yang berkehendak

#Jangan remehkan ladang pahala kalau ada di depan mata kenapa ng di embat
Contohnya yang remeh aja yang kalau ada paku di jalan kita singkirkan aja sudah pahala.

Tetap semangat mencari pahala di dunia yang sementara ini.


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...