Batik adalah warisan budaya Indonesia yang sangat terkenal. Batik identik dengan canting. Ada 2 jenis batik yaitu batik tulis dan batik cap. Ada juga batik print. Motif-motif batik pun banyak sesuai dengan daerah masing-masing. Membimbing anak-anak untuk mengikutin perlombaan merupakan suatu amanah yang harus dijalankan. Tanggung jawab supaya sang anak menghasilkan sebuah karya.
Sebenarnya memang ada kebinggungan desaign batik, kebingungan ini dimulai dari sebuah pertanyaan desaignnya disebuah kertas atau langsung menjadi batik jadi. Saya sebelumnya di sekolah dulu belum pernah mengenal proses pembuatan batik.
Desaign sudah ada karena sang anak memang sudah dibimbing sang guru. Tapi di detik-detik terakhir, saya harus membekali kemampuan mencelup kepada sang anak.
Akhirnya saya mengubek-ubek youtube dan google. Akhirnya saya menemukan istilah-istilah bahan-bahan kimia yang tidak saya kenal diantaranya neptol, garam pewarna dan proses pelunturan lilin malam. Peralatan lomba memang banyak , apalagi ini tingkat kabupaten pasti peserta pada pol-polan, benar saja beberapa peserta bahkan membawa hairdryer supaya warna cepat kering dan kemuadian dioleskan lilin malam. Hmmm alahamdullilah sekolah saya juara tiga.
Peralatan yang dibutuhkan: kain mori, lilin malam, canting , kompor, wajan kecil, kuas.
Peralatan mencelup: neptol ( yang ternyata perekat warna), kemuadian pewarna pakaian ( garam warna) dengan pengkodean warna: brb untuk warna biru, beberapa baskom, kemudian panci untuk melepas lilin malam dnga air panas.
Beberapa istilah sebenarnya dalam istilah traditional. Ada ngelorod untuk melepas lilin.
Pencelupan dimulai dnga menclepukan kain ke air biasa kemudian latutan neptol, kemudian pewarna kemudian perebusan ke air panas.
Ingat jngan terlalu bnyak garam pewarna klau warna nya ng mau tua banget. Setelah itu bilas ke dalam air lagi baru deh rebus.
Ember dan panci usahakan yang besar. Walaupun morinya kecil.
Setelah malam lepas masukkan lagi ke air dingin. Ini saya tampilkan hasil percobaan saya yng salah. Tapi tetep merasa senang. Kalau desaignya bukan sepenuhnya milik saya . Saya cuma menambahkan sedikit kreasi.
Sebenarnya memang ada kebinggungan desaign batik, kebingungan ini dimulai dari sebuah pertanyaan desaignnya disebuah kertas atau langsung menjadi batik jadi. Saya sebelumnya di sekolah dulu belum pernah mengenal proses pembuatan batik.
Desaign sudah ada karena sang anak memang sudah dibimbing sang guru. Tapi di detik-detik terakhir, saya harus membekali kemampuan mencelup kepada sang anak.
Akhirnya saya mengubek-ubek youtube dan google. Akhirnya saya menemukan istilah-istilah bahan-bahan kimia yang tidak saya kenal diantaranya neptol, garam pewarna dan proses pelunturan lilin malam. Peralatan lomba memang banyak , apalagi ini tingkat kabupaten pasti peserta pada pol-polan, benar saja beberapa peserta bahkan membawa hairdryer supaya warna cepat kering dan kemuadian dioleskan lilin malam. Hmmm alahamdullilah sekolah saya juara tiga.
Peralatan yang dibutuhkan: kain mori, lilin malam, canting , kompor, wajan kecil, kuas.
Peralatan mencelup: neptol ( yang ternyata perekat warna), kemuadian pewarna pakaian ( garam warna) dengan pengkodean warna: brb untuk warna biru, beberapa baskom, kemudian panci untuk melepas lilin malam dnga air panas.
Beberapa istilah sebenarnya dalam istilah traditional. Ada ngelorod untuk melepas lilin.
Pencelupan dimulai dnga menclepukan kain ke air biasa kemudian latutan neptol, kemudian pewarna kemudian perebusan ke air panas.
Ingat jngan terlalu bnyak garam pewarna klau warna nya ng mau tua banget. Setelah itu bilas ke dalam air lagi baru deh rebus.
Ember dan panci usahakan yang besar. Walaupun morinya kecil.
Setelah malam lepas masukkan lagi ke air dingin. Ini saya tampilkan hasil percobaan saya yng salah. Tapi tetep merasa senang. Kalau desaignya bukan sepenuhnya milik saya . Saya cuma menambahkan sedikit kreasi.
 |
| hasil latihan untuk lilin |
 |
| hasil percobaan saya GAGAL |
