Senin, 04 Juli 2016

Mengajar dengan ikhlas

2 Hari menjelang Idul Fitri. Bulan Ramadhan bulan yang penuh dengan keberkahan. Setiap orang berlomba-lomba untuk mengumpulkan pahala. Ada yang sibuk mengenal Al Quran; baik itu dengan mengkaji ilmu yang sangat banyak di Al Quran, memperbanyak tilawah, memperbanyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan, bersedekah, membayar zakat, membantu ortu memasak, sholat terawih, ikut pesatren ramadhan, dan lain-lain. Subhanallah banyak sekali cara melipat gandakan pahala dengan hal-hal yang baik.

Catatan di bawah ini sebagai pengingat diri saya maupun bahan sharing untuk teman-teman yang membaca tulisan saya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi ladang amal ibadah.

Mengajar dengan ikhlas. Ikhlas itu bukan hal yang gampang tapi menurut saya bisa diniatkan.  Saya selalu ingat kata-kata nasihat yang diberikan salah satu pimpinan yayasan sekolah saya yang begitu menohok hati saya. Bayangkan kalau murid-murid kita sekarang ini di masa yang akan datang menjadi seorang pemimpin; presiden, menteri, hakim, polisi, tentara, arsitek, pengusaha, dokter, duta besar, anggota dpr, anggota mpr dan lain-lain. Bukan tidak mungkin hal seperti itu terjadi. Jadi sebagai guru kita mesti optimal dal mendidik. Menanamkan  sikap yang baik. Mengarahkan kepada perilaku yang baik. Bahkan dalam kurikulum K13 sikap diutamakan diajarkan untuk siswa sd. Nah sebagai seorang guru harus ikhlas dalam mengajar dan mendidik.

Apa saja sih cara-cara untuk menjadi guru yang mengajar dengan ikhlas. Beberapa versi menurut saya bisa digunakan.
1.Menggunakan bahasa yang santun.
2.Memberikan contoh yang baik.
3.Memberikan kebiasaan yang baik.
4.Memperdalam ilmu

Pertama menggunakan bahasa yang santun.
Menggunakan bahasa yang santun adalah menggunakan bahasa komunikasi yang baik, tidak sembarang dalam mengeluarkan kosa kata. Kadang kala kita harus mengeraskan suara pada tempatnya dan lembut pada waktu lainnya. Tidak menggunakan kata-kata negativ. Mengatur emosi kita dalam berbicara kepada anak-anak. Menggunakan kosa kata saya dan kamu. Bukan g*e dan el*. 

Kedua memberikan contoh yang baik
Contoh yang baik dalam sehari-hari. Bukankah yang dilihat lebih mudah dicontoh daripada yang didengar. Cobalah untuk memperlihatkan contoh bukan hanya nasehat yang panjang.
Kalau kita menasehati untuk membuang sampah pada tempatnya. Jangan cuma berkata-kata di kelas. Tapi sekali-sekali makanlah di kelas. Kemudian apabila ada sampah coba buanglah sampah kita di kotak sampah terdekat dengan kelas.

Ketiga memberikan kebiasaan yang baik.
Anak-anak kadang kala tidak tahu apa yang dikerjakannya itu sebenarnya tidak baik. Nah oleh karena itu kita harus memberitahu serta mengingatkan. Dikasih tahu buang sampa jangan sembarangan kok masih juga kotor. Ingatkan. Kalau bisa mari kita bersihkan dulu yuk sebelum belajar. Wc sekolah bau pasti OB nya ng kerja nie, sekolah apa ini?. Padahal yang BAK dan BAB anak sendiri. Mengapa kita tidak bisa menhingatkan anak-anak ketika izin dengan berkata disiram yang bersih ya Nak. Jangan terlalu berharap instan, karena sekolah merupakan salah satu tempat proses dimana anak belajar.

Keempat memperdalam ilmu
Kenapa sudah kuliah di FKIP 4 tahun masih harus belajar lagi karena ilmu pengetahuan itu berkembang. Ilmu mendidik anak juga berkembang. Anda yakin sudah cukup ilmunya. Bukankah kita harus belajar sepanjang hayat. Banyak-banyak mencari referensi buku. Sempatkan membeli atau meminjam buku tentang pendidikan atau buku-buku lainnya.

Saya menulis ini bukan untuk menggurui tapi untuk mengingatkan diri saya. Bahwa kita ini guru yang kata-katanya kadang kala lebih didengar oleh anak-anak dibanding kata-kata orang tua mereka. Profesi kita ini merupakan profesi yang potensi pahalanya besar dan beranak-pinak. Jadi  kalau orang lain perlu melakukan kegiatan sosial sampai ke mana-mana. Kita tinggal dikasih lahan untuk berbuat baik seluas mungkin. Jadi manfaatkan lahan ini dengan semaksimal mungkin yang kita bisa berikan.

Salam semangat menuju tahun ajaran baru. 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komen donk :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...