Kamis, 26 Maret 2015

#7 Lubang Buaya

         Sangat tertarik, dulu waktu masih SD guru ku pernah bercerita tentang lubang buaya, desa Lubang Buaya yang letaknya dinilai strategis bagi sang organisasi saat itu. Saya tidak tahu sejarah yang mana yang benar, yang saya tahu ini lah sejarah resminya. Yang pasti saya tidak bisa membayangkan sesuatu yang hanya saya dengar dari guru saya di pedalaman Sumatera kala itu, yang tidak bisa membayangkan bakal gimana kehidupan saya ke depan. Ya Pak Guru, saya di sini sekarang melihat yang kau ceritakan selama ini.

          Mendengar cerita dan melihat dioramanya, bagaimana keadaan saat itu membuat saya bergidik merinding dari pada melihat lubang buaya itu sendiri. Apapun sejarahnya sebenarnya bagaimana. Tetap saja banyak orang yang menjadi korban. Keganasan manusia, membunuh terlihat begitu mudah. Dari cerita orang-orang yang lebih tua dan mendengarkan saja sangat mengerikan.

Nah inilah runtunannya ketika mengunjungi lubang buaya:

  1. Saya melewatkan bagian bayar-membayarnya karena saya berbarengan dengan anak sekolah.
  2. Kemudian kita memasuki Gedung yang tertulis paseban dengan huruf yang besar.
  3. Kemudian di gedung ini kita diajak menonton ( salah satu siswa bahkan tidak tahan melihat film ini sendiri, walaupun saya tahu banyak scene yang hilang)
  4. Setelah itu kita diajak melihat baju-baju para jenderal
  5. Nah kemudian kita berkeliling melihat foto-foto, serta kata-kata salah satu jenderal. Serta foto-foto jenderal.
  6. kemudian karena hujan kita melewati gedung satu lagi dari belakang, jadi di sini banyak sekali diorama mengenai masa-masa itu yang seharusnya  menceritakan kejadian dari awal hingga akhir maka kita sebaliknya , kita malah melihat kejadiannya dari belakang , dimana dari belakang dilihatkan pengadilan, dan usaha-usaha menumbuhkan organisasi ini kembali.
  7. Mengerikan menurut saya, bagaimana mereka berusaha mengambil alih kekuasaan.
  8. Nah setelah itu kita ke lubang Buayanya, lubang kecil, tidak seperti sumur yang saya lihat selama ini. Ada juga rumah tempat penyiksaan.
  9. Setelah itu selesai 
Ini gedung kedua, dimana banyak diorama di dalamnya.
APakah mau berkunjung lagi? entahlah yang pasti menyeramkan untuk saya, sejarah yang kelam.  Pantas saja trauma itu sangat dikenang orang saat itu sampai saat ini.
Ini kata-kata Jendral Nasution , dia masih bisa berkata begini setelah kehilangan anaknya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komen donk :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...